aku rindu menulis puisi
tapi aku kehilangan kamu
disini,
di kertas-kertas ini pula
aku seperti kehilangan kata
dan sajak-sajak menjadi beku
apa yang harus kutulis malam ini
jika aku kehilanganmu
selain sajak-sajak sepi
yang ditulis perempuan sepi
Juli 2013
Mungkin aku bisa hanyut
Ke dalam ombak yang selalu bergerak di samudra
Di samudra yang selalu bergelora, katamu
Ah, samudra itu
Aku selalu bermimpi menjadi angin disana
Menjadi angin yang berhembus bersama deburan ombak di pantai hatimu
Tapi aku hanya si pasir sepi
Yang menunggu ombak datang menyapa
Sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan
Jejak di pasir putih hatiku, gelombang
Juli 2013
apa yang harus kutangisi ketika malam jatuh
di mimpiku yang sepi
sesepi matamu senja tadi, karena
bulan separuh kemarin tak lagi tinggal matamu
kemana?
katanya kau bulan sabit, yang meninggalkan separuh bulannya lagi dihatiku?
dalam lamunku malam ini, kau terlihat kalut seperti mencari separuh hidupmu
apakah kau ingin menggenapkan hidupmu yang ganjil, seperti bulan sabit
yang mencari separuh hidupnya
kau tahu, bulan sabit itu ingin menjadi bulan yang utuh
seperti cinta kita,
tak cukupkah separuh bulan dihatiku menggenapkan hidupmu yang ganjil, bulan sabit?
Juli 2013
lihat langit, sayang
malam ini bulan hanya separuh
separuhnya lagi tertinggal di mata kamu
boleh aku menikmatinya, bulan sabit?
Juli 2013
aku tak mampu menyeka ragu yang tertahan
di hati yang membatu
tatapanmu redup
aku membaca nadi yang hampir pupus
rambutmu yang kusut, siapa yang tersesat disana?
kata-kata yang kelu?
di bibirmu yang kering oleh suara-suara sendu
aku ingin membasahinya dengan rindu
tiba-tiba aku terpaku
melihat wajahmu yang menjadi lagu
lagu yang tak ditunggu
aku tak jadi rindu
tapi di pundakmu yang kalbu
aku selalu ingin bersandar disitu
itu caraku mencintaimu
atau sekedar ingin menyembunyikan ragu, katamu
Juli 2013