Senin, 30 Maret 2020

Kau Tau

Diposting oleh Catatan Angin di 14.10 0 komentar

Kau tau bagaimana rasanya merindukan seseorang tanpa bisa melakukan apa-apa?

Kau tau bagaimana rasanya merindukan seseorang yang sudah bahagia dengan yang lain?

Kau tau bagaimana rasanya merindukan seseorang yang bahkan tak berhak kau rindui?

Jumat, 27 Maret 2020

Jika

Diposting oleh Catatan Angin di 11.56 0 komentar

Jika hidup itu perjalanan,
maka aku membebaskanmu berkelana dengan siapapun dan kemanapun kau mau.

Jika hidup itu penantian,
biarkan aku menanti
menanti
menanti

Hingga sepi.

Rabu, 18 Maret 2020

Tentang Tanya

Diposting oleh Catatan Angin di 11.01 0 komentar
Seharusnya tidak pernah ada cerita, namun semuanya terlanjur kutulis.
Kamu sudah masuk, menjadi bagian dari cerita itu.

Aku tak bisa menghapusnya, dan kamu harus tetap ada sampai aku memutuskan akan mengakhiri ceritanya, atau meniadakan kamu dan menggantinya dengan yang lain.

Jika kamu memilih pergi, bukan berarti kamu tidak ada.
Kamu tetap ada, menjadi bagian dari kenangan.

Kenapa kamu harus ada jika hanya menjadi kenangan?

Aku benci mengenang.

Apakah Tuhan sedang memberi tanda, bahwa kita memang tidak pernah ditakdirkan untuk bersama?

Sejak semula, kita memang terlalu memaksakan semuanya. Tapi pertemuan itu, aku tidak pernah menyesalinya.

Namun kenapa Tuhan mempertemukan kita terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa kita bukan satu?

Seharusnya Tuhan tidak pernah mempertemukan kita saja.

Aku benci mengenang.

Bisakah kita ulang kembali semuanya?

Kamu tidak ada. 
Kenangan tidak ada. 
Begitu juga rindu.

Bisakah?

Kamis, 12 Maret 2020

Hujan

Diposting oleh Catatan Angin di 17.39 0 komentar

Kalau aku suka hujan, bukan berarti aku harus berjalan di bawah hujan, main sama hujan, apalagi meminum air hujan.

Boleh saja kita bermain hujan, itu pasti akan membuat kita bahagia karena kita menyukai hujan itu, tapi apa itu baik buat kita?

Sedangkan ada banyak cara untuk menikmati hujan, dengan menatap hujan, atau mendengar suara hujan atau sekedar menyentuhnya dengan telapak tangan.

Artinya, kalau kita mencintai seseorang, bukan berarti kita harus hidup bersama orang itu, meskipun kita sangat menginginkannya.

Tentang Debar Itu

Diposting oleh Catatan Angin di 05.57 0 komentar

Tak ada yang selalu sama
Cinta, rindu, atau pernikahan sekalipun

Semua akan menemui titik dimana kau tak bisa lagi merasakan debar yang sama

Dan sampai saat ini, debar itu masih tetap ada saat aku merindukanmu.

Namun aku bisa saja pergi, mungkin karena rindu yang terlalu lama menunggu, sedang kau selalu tak punya waktu.

Rabu, 11 Maret 2020

Tentang Jarak

Diposting oleh Catatan Angin di 07.09 0 komentar

Kita berjarak sekian kilometer lebih dekat dari biasanya. Tapi, entah kenapa aku merasa berjarak lebih jauh, lebih jauh, dan lebih jauh lagi.

Barangkali memang benar, kita berjarak terlalu jauh.

Jarak, rupanya bukan tentang sejauh mana kota kita berjauhan,  bukan tentang perjalanan berapa lama kau menghabiskan waktu di jalan, atau tentang seberapa lama aku menunggumu datang hanya untukku seorang.

Lebih dari itu, jarak adalah tentang perasaan ketika kau dan aku sudah mulai merasa tak lagi saling merindukan.

Atau aku yang terlalu merindukanmu?
Sedang kamu tidak?
Atau aku yang bosan menunggu kabar darimu?
Sedang seluruh waktumu kau habiskan dengan yang seharusnya.

Aku mengerti, aku tidak pantas bertanya tentang cintaku yang entah kau letakkan di hatimu bagian mana, atau tentang rindu yang sebenarnya tak pernah benar-benar sampai di tepinya.

Tidak, aku tidak sedang meminta waktumu, atau memintamu memahamiku. Kau bebas memperlakukanku.

Hanya saja, aku sedikit lelah, barangkali kamu juga. Lelah dengan manusia labil sepertiku.

Apakah kita mesti berjarak lebih dekat lagi? Atau tidak sama sekali?

12/03/20

Senin, 09 Maret 2020

Sepasang Itu

Diposting oleh Catatan Angin di 06.00 0 komentar

Sepasang kekasih diertemukan untuk saling mencintai dan melengkapi

Namun ada kalanya sepasang kekasih dipertemukan untuk saling melupakan

tanpa sempat memiliki.

Jumat, 06 Maret 2020

Percakapan Tentang Cinta

Diposting oleh Catatan Angin di 06.10 0 komentar

Suatu hari, kau pernah bertanya padaku, apakah mungkin seseorang mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan?

Ya. Mungkin saja, kenapa tidak.

Jadi maksudmu, kau bisa mencintaiku juga mencintai yang lain selain aku?

Ya, bukan hal yang tidak mungkin jika aku mencintai dua orang dalam waktu yang sama. Aku mencintaimu, juga mencintai seseorang yang lain. Sebut saja kekasih yang lain.

Caranya? Bagaimana caramu mencintai dua orang dalam waktu yang sama? Bahkan aku selalu di sampingmu, dan aku tidak merasa kau sedang mencintai seseorang selain aku.

Kau tidak tahu saja, bahwa ingatan perempuan itu lebih berbahaya dari apapun yang kau miliki.

Aku tidak mengerti. Kau perempuan. Apakah mungkin kau membagi waktu dan tubuhmu dengan seseorang selain aku?

Kau tahu, cinta tidak melulu tentang tubuh, tidak juga tentang pertemuan, atau tentang keinginan saling memiliki.

Lalu?

Aku mencintaimu karena kau ada, karena kau mencintaiku juga. Dan aku mencintai kekasihku yang lain sebab ia selalu ada dalam ingatanku.

Bagaimana jika seseorang dalam ingatan itu muncul di hadapanmu?

Jika aku bisa mencintai dua orang dalam waktu yang sama, bukan berarti aku bisa membawa keduanya dalam hidupku.

Kalimatmu selalu membuatku bingung.

Maksudku, jika aku mencintai dua orang, maka aku akan menyimpan salah satunya hanya dalam ingatan. Aku tidak bisa membagi semua hidupku untuk dua orang. Maka, aku akan meninggalkan salah satu demi yang lainnya.

Jika dia datang, kau lebih memilih siapa?

Tentu saja kamu, yang kini ada dalam hidupku. Tapi jangan salahkan aku, jika ia tetap ada dalam ingatanku.

Aku cemburu pada ingatanmu.

Kau berhak untuk cemburu.

Lalu apa yang bisa kulakukan, agar aku bisa menghilangkannya dari ingatanmu?

Tidak ada. Kau bisa menghilangkan semua lelaki dalam hidupku, tapi kau tidak bisa menghilangkan satu orang dalam ingatanku.

Kalau begitu, kau harus memilih dia, dan biarkan aku yang pergi agar aku yang ada dalam ingatanmu.

Benarkah? Artinya kita tidak bisa bersama lagi.

Jika kita tidak bersama lagi, apakah aku akan hidup dalam ingatanmu?

Belum tentu.

Lalu kenapa dia bisa ada dalam ingatanmu sedang aku tidak?

Aku tidak tahu.

Apakah dia terlalu berarti?

Aku tidak tahu.

Aku tidak mengerti. Jika memang dia berarti untukmu, kenapa kau memilihku? Dan jika ia selalu ada dalam ingatanmu, kenapa harus ada aku di sampingmu?

Sebab aku mencintaimu. Tidakkah itu cukup?

Tapi kau juga mencintainya.

Ya, hanya dalam ingatan.

Tetap saja, aku cemburu. Aku tidak rela. Aku ingin hidupmu, ingatanmu, hanya tentang aku. Tapi aku juga tidak ingin pergi darimu hanya karena aku ingin kau selalu mengingatku.

Kalau begitu, jangan pergi. Tidakkah kau ingin aku mencintaimu dalam kehidupan nyata?

Aku ingin. Hanya saja aku sedikit tidak rela.

Masa lalu memang selalu menjadi mimpi buruk. Maka jika kau membencinya, kau harus mencintai seseorang yang tidak memiliki masa lalu sepertiku. Kau harus menjadi kesan bagi seseorang.

Sekarang aku mengerti. Jika aku pergi, maka, bukan aku yang ada dalam ingatanmu, tetapi sebaliknya, kau yang akan ada dalam ingatanku. Bahkan nanti, ketika aku bersama perempuan lain.

Lalu, apa kau akan pergi?

Tidak. Aku tidak ingin mencintaimu hanya dalam ingatan. Itu menyakitkan. Mencintai seseorang yang tak bisa kita miliki lebih menyakitkan dari kehilangan itu sendiri.

Aku beruntung memilikimu, sebab aku akan menjadi seseorang yang akan selalu kau ingat suatu hari nanti.

Tetapi menyakitkan bagiku, sebab tak ada aku dalam ingatanmu.

Suatu hari nanti, kau pun akan menjadi satu-satunya, dalam hidupku dan ingatanku.

Bagaimana caranya? Sedangkan saat ini kau memiliki kekasih dalam ingatan yang tidak bisa kamu lupakan?

Hanya waktu yang akan menghapusnya, dan cintamu yang tulus akan membuatku lupa akan ingatan itu.

Entah kenapa, meski terkadang menyakitkan, aku selalu mencintai caramu berpikir, caramu berbicara, dan caramu mencintaiku.

Waktu Senja

Diposting oleh Catatan Angin di 06.00 0 komentar

Jika senja telah tiba, semua akan berubah. Satu per satu, waktu kan mengambilnya dariku, dan aku takut hatiku menjadi kosong.

Namun aku percaya, kenangan itu masih tetap ada. Ia tersimpan manis dalam ingatan, atau dalam buku harian yang kusam. Kupikir, hanya itu satu-satunya hal yang mampu membuatku tersenyum.

Jika senja telah tiba, akankah kau ada disampingku? Ataukah aku yang tiada, dan kau bahagia menatap senja dengan seseorang yang lain?

Garut, 6/3/20

 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review