Minggu, 20 Maret 2022

Untuk Diriku Sendiri

Diposting oleh Catatan Angin di 01.25 0 komentar
Dua orang dilahirkan bersamaan belum tentu nasibnya sama. 

Tapi kupikir hidupnya lebih beruntung, tinggal dengan keluarga asli, masa kecilnya bahagia, selalu ada yang membela, dia juga punya seorang suami di sampingnya, ada yang berjuang untuknya, dan punya tempat cerita yaitu keluarga sendiri.

Di sisi lain, ada seorang perempuan yang sejak kecil diurus sana sini karena berpisah dengan orangtua kandungnya, sudah besar harus berjuang sendiri demi mencukupi hidup dan anaknya, tidak punya tempat berbagi, dan masa depannya entah akan bagaimana karena takut memulai kembali.

Siapa yang ingin ada di posisi seperti saya? Yang tidak sempat memeluk ayahnya, yang dipilih untuk pergi dengan keluarga lain kemudian merasa asing dimanapun saya berada, yang sampai saat ini saya tidak tahu alasan "kenapa harus saya?"

Sejak kecil sudah dipisahkan, sudah besar malah disalahkan. Padahal keadaan ini bukan aku yang memilih.

Ingin menyalahkan keadaan tapi aku tahu diri. Mungkin memang sejak kecil aku tidak pantas bahagia. Mungkin seharusnya aku tidak lahir saja.

Senin, 14 Maret 2022

Tentang Nanti

Diposting oleh Catatan Angin di 12.20 0 komentar
Dulu aku selalu ingin mati, karena merasa tidak dicintai. Karena merasa sendirian dan tidak ada tempat untuk berbagi. Aku merasa tidak pernah bahagia meski hidup dengan seseorang. Seseorang yang kurasa tidak pernah terasa kehadirannya.

Sampai-sampai, seseorang pernah mengatakan ini padaku, "Dari semua sajak yang kau tulis, sepertinya kamu tidak pernah bahagia."

Aku menolak mentah-mentah pernyataan itu, sebab aku ingin terlihat bahagia. Lalu kujawab, "Aku pernah bahagia, namun saat bahagia tidak ada satupun kata yang terlintas di benakku, itu sebabnya aku hanya menulis kesedihan."

Padahal, hidupku sudah abu-abu, sepertinya aku sudah melupakan bagaimana warna bahagia itu?

Terakhir kali aku bahagia adalah ketika menghadirkan seseorang ke dunia. Seseorang yang menjadi alasanku untuk tidak lagi berpikir tentang bunuh diri. 

Sekarang, aku selalu ingin hidup, melihat bagaimana nanti ia tumbuh kemudian mencintai seorang perempuan yang ia pilih untuk hidup bersamanya. 

Barangkali, saat itu akan menjadi perpisahan keduaku setelah perpisahan pertama setelah bertahun-tahun bertahan mencintai ayahnya kemudian melepaskannya.

Aku senang ketika seseorang yang lain datang mengisi hari-hariku, mengisi hidup anakku.

Namun sepertinya aku lebih senang hidup sendiri..
Aku selalu berpikir bagaimana jika kelak ia juga akan melukaiku? Atau aku yang tidak siap berbagi hingga aku melukainya dan akhirnya yang meninggalkanku?

Aku takut dengan semua kemungkinan itu. Jadi, aku lebih memilih sendiri..

Tidak, aku tidak menyukai kesepian. Tapi aku takut terluka, oleh sebab itu aku menghindari segala bentuk kebersamaan yang akan membuat perasaanku terikat pada seseorang. 

Aku hanya akan menyiapkan diri untuk perpisahan dengan anakku kelak jika ia menikah.

Mungkin aku akan hidup sendirian setelahnya.

Bukan Pendoa

Diposting oleh Catatan Angin di 12.16 0 komentar
Sebab aku bukan pendoa, atau barangkali aku terlalu malu untuk meminta. Maka aku bertanya, masih pantaskah aku mendapat hal baik hari ini?

Barangkali, doaku selalu membentur kata-kata. Kata-kata yang seolah tak pernah selesai kutuliskan, dan selalu kuucap dalam hati yang aku sendiri tak tahu apa. Ku yakin, Kau yang paling mengerti apa inginku.

Setiap pagi sesaat setelah aku membuka mata, hal-hal baik selalu kutemukan hingga mataku terpejam kembali. Hal baik itu datang dari mereka yang kucintai. Namun terkadang aku lupa mensyukurinya.

Semalam aku memikirkan banyak hal yang begitu berjarak dariku, yang jauh dan mungkin sulit untuk digapai. Adakah Kau mengerti apakah yang berjarak itu?

Keganjilan Hidup

Diposting oleh Catatan Angin di 12.15 0 komentar
Apa yang berubah? 
Hidup ini semakin ganjil
Sebab kesepian-kesepian yang terasa semakin Kau genapkan
Juga malam-malam ku yang larut di tubuh waktu
Membuatku semakin tak ada
Barangkali aku adalah kesepian itu
Terkadang aku tidak merasakan apa-apa
Bahkan tidak menangis
Tapi aku bersedih
Bersedih sampai aku tidak tahu bagaimana caranya menangis
Apakah ini masih tentang kesepian yang sama?
Kesepian,  selalu menjadi hantu yang paling menakutkan dalam hidup

Tentang Perjalanan

Diposting oleh Catatan Angin di 12.05 0 komentar
Mungkin engkau bisa bebas berkelana 
dan membual tentang seberapa jauh petualanganmu dengan kaki telanjang.

Tentang semua itu, jika kau tidak pernah berkelana pada batinmu sendiri, sebenarnya kau tidak pernah pergi kemanapun.

Kau hanya orang asing bagi sekeliling, bagi dirimu sendiri.

Sebuah Jendela

Diposting oleh Catatan Angin di 12.03 0 komentar

Seperti ada dunia diluar jendela.
Dunia yang berlari, sementara aku hanya diam di tempatku berdiri.

Aku ingin menjadi bagian dari dunia luar itu. Tapi aku tidak bisa. Karena aku harus bertanggungjawab pada hidup yang kujalani saat ini, sementara keinginanku menggebu-gebu pada hidup lain yang kuinginkan.

Rasanya sungguh menyiksa.

Seperti memendam cinta yang rahasia pada seseorang yang tak ada.

Dan itu membuatku gila.

Menikmati Senja

Diposting oleh Catatan Angin di 11.48 0 komentar
Aku menikmatimu yang menikmati senja yang selalu kau pandangi di kesunyian itu. Keindahannya tak pernah pudar. Aku sudah menyadarinya sejak lama, namun aku mengerti bahwa senja itu bukan lagi milik kita. Seseorang telah mencurinya, seseorang telah mengambilnya dari inti hatimu. Mungkin sudah sejak lama, sejak kita menyelesaikan senja terakhir kita meski aku tak pernah tahu kapan senja itu benar-benar selesai. Sebab senja itu selalu kembali, meski hanya dalam potret kenangan.

Senja dan Kepulangan

Diposting oleh Catatan Angin di 11.30 0 komentar
Senja dan kepulangan. 
Ini bukan kali pertama kita bersama, sampai-sampai kita tak sempat menanam rindu sebab kepulangan selalu menjadi teman perjalanan.  Bukankah setiap kepulangan itu adalah kenangan yang kita simpan dalam senja dengan warna yang berbeda? Kadang jingga, kadang keemasan atau abu-abu. Seperti kisah kita. 
 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review