Minggu, 23 Maret 2014

PELAYAT GELAP

Diposting oleh Catatan Angin di 20.45 1 komentar
PELAYAT GELAP

masihkah kau ingat
setangkai bunga kau tanggalkan di kabut jendela
dan kau pergi tanpa air mata
mungkin kau hanya pelayat gelap
yang ingin menangisi kematianku
padahal kamu tidak bersedih


kemudian aku menangisi kematianku sendiri
tetapi mereka tidak peduli
kamar ini, sayang
hanya ruang kosong tanpa penghuni
ragaku masih disini
tetapi hati dan jiwaku telah kau kubur bulan lalu
masihkah kau ingat?

Kamis, 20 Maret 2014

YANG TANGIS YANG ENTAH

Diposting oleh Catatan Angin di 03.06 0 komentar

batinku berkata,
jangan menangis di depannya, zi.
dia tak mau menampung air matamu
karena ia tak mampu menampung air matanya sendiri.
sungguh, aku tak menyesalimu, lelakiku. 
aku hanya ingin kau mengerti, bahwa 
air mata adalah bagian dari cinta.

Minggu, 02 Maret 2014

PERCAKAPAN MALAM

Diposting oleh Catatan Angin di 05.39 4 komentar
PERCAKAPAN MALAM  

Kita saling menunggu, diantara dinginnya malam
Di jarak yang hanya dipisahkan deretan rumah dan gedung-gedung kota
Kita menunggu percakapan-percakapan yang datang sebagai
Puisi, kataku
Kehangatan itu, bukan hanya milik pagi
Sebab, aku menemukan kehangatan pula
Lewat percakapan-percakapan yang barangkali
Sengaja kita tulis untuk sekedar menjadi puisi
Kau tahu, ada yang tak ingin mengakhiri malam
Sebab katamu, hanya malam yang mampu mempertemukan kita
Dan pagi, akankah ia memisahkan?
Entahlah, andaikan kebersamaan ini lebih hangat dari mentari pagi, maka sang pagipun takkan mampu memisah pertemuan ini


Semoga keabadian malam menjadi milik kita

Semoga kehangatan pagi menjemput kita...



Sajak Kita, H.R 
Dilihat 020314

YANG INGIN MENJADI PUISI

Diposting oleh Catatan Angin di 05.36 2 komentar
YANG INGIN MENJADI PUISI


yang sempat menjadi kalimat indah itu adalah namamu
tetapi belum sempat pula aku menyusunnya menjadi lembar-lembar cerita
yang mungkin kan kita baca suatu hari nanti

namamu kembali,
pada saat kalimat itu buntu
dan merasa bahwa kalimat itu tak pernah tahu
kapan ia kan menjumpai titik akhir

katamu, bukankah dalam setiap pertemuan itu
selalu ada tanda baca yang membuat kita tak henti bertanya,
kemana takdir kan membawa kita?

Sabtu, 01 Maret 2014

SAJAK SATU MARET

Diposting oleh Catatan Angin di 05.34 0 komentar
SAJAK SATU MARET


Zi, tahun ke tahun adalah sebuah kepergian usia
Yang tak harus kau hitung seberapa banyak luka
Yang terpendam dari bulan ke bulannya
Jangan bertanya lagi perihal kesepian yang enggan pergi itu
Sebab masih banyak yang harus kau maknai dalam kepergian usiamu kini
Itulah doa-doa yang selalu kau rapal setiap dini hari
Doa-doa yang kerap tengadah tanpa ibadah
Bertanyalah pada usiamu kini, akankah kau menjadi makna, Zi?

010314
 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review