Selasa, 28 Januari 2020

Nanti Juga Biasa Lagi

Diposting oleh Catatan Angin di 12.49 0 komentar

Maaf kemarin aku menulis tentang siapa yang terluka. Kemarin aku hanya merasa menjadi manusia paling terluka.

Sebab setelah kamu pergi, aku tidak punya siapa-siapa lagi. Tak ada ucapan selamat pagi, perhatian, atau sekedar menanyakan anakku sedang apa?

Tapi tak apa, aku sudah terbiasa dengan sepi.

Aku tidak ingin lagi menebak siapa yang paling terluka, seperti dulu aku selalu menebak siapa yang paling sayang.

Aku tahu kita punya luka masing-masing.

Aku memang terluka dan menangis. Mungkin kamu tidak menangis, tapi bukan berarti kamu tidak terluka, mungkin juga kamu hanya sedikit terluka? Atau malah tidak terluka sama sekali?

Ah, aku menebak-nebak lagi. Maaf. Kepalaku memang selalu dipenuhi prasangka.

Entahlah. Atau aku hanya berusaha untuk tidak peduli.

Tentang kemarin itu, aku sama sekali tidak marah. Aku juga tidak kecewa.

Jangan khawatir. Tidurku normal, hanya sulit makan saja. Hidupku baik-baik saja. Aku bekerja seperti biasanya, meski terkadang aku menghela nafas panjang sambil memukul-mukul dada jika terasa sesak karena sakit mengingatnya.

Tapi aku tidak ingin kamu terluka sepertiku. Jika kamu bahagia, berbahagialah. Dan terimakasih untuk tidak menunjukkan kebahagiaan itu di depanku.

Tentang luka itu, seperti yang sering kita berdua katakan, "Nanti juga terbiasa lagi..".

Senin, 27 Januari 2020

Siapa yang Terluka?

Diposting oleh Catatan Angin di 20.44 0 komentar

Ingatkah kau, saat dalam perjalanan sepulang dari Bandung, aku bertanya; "Lebih baik memutuskan atau diputuskan?" Dan kau memilih diputuskan karena dengan begitu, kamu merasa tidak akan terbebani dengan perasaan bersalah seperti jika kamu memilih memutuskan.

Aku sendiri tidak tahu harus memilih apa, sebab bagiku, memutuskan atau diputuskan sama sakitnya.

Aku bertanya bukan tanpa maksud.

Aku bertanya karena aku tahu, suatu saat entah kapan, kita akan berpisah. Dan aku ingin tahu caramu menanggapi sebuah perpisahan.

Dan kemarin, kita berpisah.

Siapa yang memutuskan, aku tidak tahu. Yang pasti aku sangat terluka. Kupikir, kamu tidak seterluka itu, sebab kamu masih memiliki seseorang yang selalu ada di sampingmu. Membuatmu tersenyum. Menemani harimu.

Setidaknya, kamu tidak sendirian.

Melepaskan

Diposting oleh Catatan Angin di 16.47 0 komentar

Akhirnya kita berpisah
Maaf, aku tidak bisa terluka lagi

Jadi, aku memintamu meninggalkanku karena sebenarnya aku tidak bisa meninggalkanmu

Aku tidak tahu siapa yang melepaskan siapa
Meski pada akhirnya aku merasa kamulah yang melepaskanku

Tak apa, sejak semula aku sudah rela
Meskipun aku masih merasa sedikit terluka

Jangan berkata bahwa kamu masih ada
Jangan berkata bahwa kamu tidak pergi dan melihatku dari jauh. Aku benci kalimat itu!
Karena nyatanya kamu sudah tidak ada.

Kupikir, aku juga harus melepaskanmu
Menghapus semua tentangmu
Jadi aku menghapus akun bayanganmu dan nomor kontakmu

Kau tahu bagaimana rasanya meminta untuk dilepaskan padahal sebenarnya tidak ingin?

28 01 20

Jumat, 17 Januari 2020

Sejak Semula

Diposting oleh Catatan Angin di 06.33 0 komentar

Apakah lebih baik, jika sejak semula kita tidak pernah memulai saja?

Tapi aku bahagia denganmu
Hanya saja, aku takut jika pada akhirnya hanya menyisakan kehampaan

Aku masih takut kehilanganmu
Hanya saja, aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya

Sebab perasaanku selalu terbatas untuk diungkapkan. Kau mengerti, kita tidak saling memiliki. Kita saling berpelukan namun perasaan kita hanya sebatas rindu dan rindu saja.

Sesekali, aku merasa dicintai. Sesekali juga aku kehilangan cinta itu sendiri.

Akankah lebih baik, jika sejak semula kita tidak pernah memulai saja?

Sebab aku takut lebih terluka, atau melukaimu.

17120

Senin, 13 Januari 2020

Rindu yang Tak Mampu Dikatakan

Diposting oleh Catatan Angin di 22.15 0 komentar

Sepertinya tadi ada puisi yang terlintas saat ingatan tentangmu hadir sekejap.

Namun aku lupa menuliskannya karena ingatan itu terlalu dalam dan panjang.

Ah, sudah selarut ini.

Sepertinya aku ingin segera menuliskannya agar menjadi puisi yang romantis.

Namun aku hanya mampu menulis satu kata saja.

Rindu.

Lalu apa?
Hening kembali.

Kupikir, sudah lama aku tidak menerjemahkan kata itu.

Sebenarnya, aku sering merasakannya lalu akhirnya kubiarkan saja.

Sebab rindu itu menjadi menyakitkan saat aku tahu bagaimana cara memulihkannya namun aku tidak bisa melakukannya.

Perihal...

Diposting oleh Catatan Angin di 22.03 0 komentar

Sebenarnya aku ingin duduk di sampingmu
Sambil menggenggam tanganmu
Atau menatap wajahmu sesekali

Melalui jendela ini kusimpan kenangan
dan keinginan itu
Aku tahu,
Kenangan, tak harus tentang wajah seseorang
Aku suka duduk manis di belakang, memandangimu..
Meski hanya sebatas punggungnya saja

Setelah Nonton Film Sad Ending

Diposting oleh Catatan Angin di 21.47 0 komentar

Beberapa waktu lalu, lagi suka nonton film drama romantis seperti Me Before You, Silver Linnings Playbook, Her, dll. Semua drama itu kisahnya SAD ENDING. Ditinggal pergi.

Selama nonton itu, terlihat mereka pasangan yang saling mencintai dan takut kehilangan. Aku merasa mereka adalah pasangan yang tak terpisahkan, yang jika kehilangan salah satunya maka hidupnya tidak mudah lagi.

Tapi ternyata tidak, sepeninggal orang yang dicintai, hidup mereka tetap berjalan seperti biasanya. Berarti perasaan takut kehilangan itu cuma sementara karena mereka belum benar-benar merasa kehilangan. Dan setelah kehilangan... Yasudah. Hidup normal. Semudah itu.

Aku coba membayangkan momen itu ke dalam hidup aku, tapi tidak mudah. Masih ada perasaan takut. Mungkin karena dia masih ada. Entah setelah dia benar-benar pergi, aku sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi.

Aku tidak ingin merasakan takut dan sakit. Tapi aku ingin benar-benar hidup layaknya orang pada umumnya.

 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review