ah, kenangan itu.
seperti baru saja berkelebat dalam benak
menggertak seluruh kesepianku malam ini hingga koyak
menjadi rindu yang entah, mungkin takkan pernah sampai di nisanmu
sungguh, sunyi ini hanya milikku. dan kau?
Oktober 2013
Arsip Blog
Pengikut
Entri Populer
-
KEBUN MAWAR DAN KEINDAHANNYA Samarang, Garut. Jawa Barat Oleh : Royhanatul Fauziah Hai.. Apa kabar..?? udah lama nih ga nge’blo...
-
sepi bagaikan api dan kau adalah bara yang menambah gersang kesepianku yang malang Agustus 2013
-
angin yang berhembus menambah semarak lambai mawar-mawar di taman dan biarlah duri itu tetap pada tangkainya, sayang karena aku kelopak m...
-
PERPISAHAN Oleh : Royhanatul Fauziah Setiap kali aku melewati dermaga itu, aku selalu teringat pada wajahmu yang selalu berpeluh,...
-
KARMA Oleh : Royhanatul Fauziah Jujur saja, malam ini aku seperti ditikam kenangan. Entah kenapa tiba-tiba saja aku teringat waja...
-
PERCAKAPAN MALAM Kita saling menunggu, diantara dinginnya malam Di jarak yang hanya dipisahkan deretan rumah dan gedung-gedung kota ...
-
JEJAK LUKA Oleh : Royhanatul Fauziah Di suatu sore yang kemuning, cahaya matahari senja merambat masuk lewat kaca jendela yang se...
Writer
Label
Jumlah Penayangan Blog CATATAN ANGIN
Senin, 28 Oktober 2013
Minggu, 20 Oktober 2013
MENGENANG SENDIRI
aku tahu kenangan itu mampu berjalan sendiri,
meski harus pincang dalam genangan lukanya
bukankah kau tak pernah menyimpan setitik kenanganpun, hy?
selain aku yang mengenang semuanya seorang diri
Oktober 2013
meski harus pincang dalam genangan lukanya
bukankah kau tak pernah menyimpan setitik kenanganpun, hy?
selain aku yang mengenang semuanya seorang diri
Oktober 2013
Categories
puisi kenangan
,
puisi royhanatul fauziah
Rabu, 16 Oktober 2013
SENJAKU, SENJA YANG SENDU
senjaku tiba-tiba sendu, sayang
seperti menata sendiri setumpuk kenangan yang tertinggal di rimbun mawar
dan kau, masihkah kau menjadi pemeluk angin?
yang selalu gemetar karena tak mau mendengar dercit pohon bambu
rindu, barangkali itu yang kini membegal di ulu hati
di ulu hati
Oktober 2013
seperti menata sendiri setumpuk kenangan yang tertinggal di rimbun mawar
dan kau, masihkah kau menjadi pemeluk angin?
yang selalu gemetar karena tak mau mendengar dercit pohon bambu
rindu, barangkali itu yang kini membegal di ulu hati
di ulu hati
Oktober 2013
Categories
bunga mawar
,
puis romantis
,
puisi
,
puisi rindu
,
puisi senja
,
sajak
Sabtu, 12 Oktober 2013
TERJAGA
terjaga di sepertiga malam. mungkinkah ada rindu yang membegal,
yang memantulkan bayangan wajahmu saat kenangan menjadi teman
pada malam-malam yang sunyi di remang cahaya lampu kota?
tapi bukankah kita tak pernah punya kenangan, katamu
selain luka yang selalu menjadi mimpi buruk dalam setiap tidur kita
Oktober 2013
yang memantulkan bayangan wajahmu saat kenangan menjadi teman
pada malam-malam yang sunyi di remang cahaya lampu kota?
tapi bukankah kita tak pernah punya kenangan, katamu
selain luka yang selalu menjadi mimpi buruk dalam setiap tidur kita
Oktober 2013
Categories
puis romantis
,
puis sepi
,
puisi
,
puisi malam
,
puisi rindu
,
puisi royhanatul fauziah
,
sajak
Rabu, 02 Oktober 2013
KAMU
wajahmu, terbit di pagi yang rindu
membias pada cahaya keemasan di suatu senja yang pilu
sampai pergi dibalik mega,
hilang karena bersembunyi dari luka dan kenangan masa lalu, kamu
Oktober 2013
membias pada cahaya keemasan di suatu senja yang pilu
sampai pergi dibalik mega,
hilang karena bersembunyi dari luka dan kenangan masa lalu, kamu
Oktober 2013
Categories
puisi
,
puisi masa lalu
,
puisi royhanatul fauziah
,
sajak
Selasa, 01 Oktober 2013
HAI, PENYAIR
hai penyair!
di matamu yang setenang danau
aku seperti melihat teratai yang melambai ke arahku
tapi aku tak cukup berani untuk memasukinya
karena matamu terlalu dalam
dan aku takut tenggelam..
hai penyair!
di matamu yang setenang danau
aku pernah melihat gelombang kecil
yang disebabkan kecipak ikan-ikan yang mengintip ke udara
tapi aku tak cukup berani untuk membendungnya
karena matamu terlalu luas
dan aku takut kehabisan napas.
Oktober, 2013
di matamu yang setenang danau
aku seperti melihat teratai yang melambai ke arahku
tapi aku tak cukup berani untuk memasukinya
karena matamu terlalu dalam
dan aku takut tenggelam..
hai penyair!
di matamu yang setenang danau
aku pernah melihat gelombang kecil
yang disebabkan kecipak ikan-ikan yang mengintip ke udara
tapi aku tak cukup berani untuk membendungnya
karena matamu terlalu luas
dan aku takut kehabisan napas.
Oktober, 2013
Categories
puis romantis
,
puisi
,
sajak
Langganan:
Postingan
(
Atom
)