Selasa, 11 Mei 2021

Doa yang Terlambat

Diposting oleh Catatan Angin di 05.16 0 komentar
Waktu itu, aku masih sekitar umur 12 tahun ketika kedua orang tuaku mengajakku ke rumah sakit untuk menjenguk seorang bapak-bapak yang sedang sakit kritis.

Sesampainya di rumah sakit, aku langsung diminta menuju ruangan bapak itu. Aku ditemani oleh seorang ibu-ibu paruh baya.

Kulihat bapak itu sedang terbaring lemah, namun tangannya seolah ingin meraih tanganku dan memelukku.

Dengan perasaan sedih dan tak mengerti, akupun menggenggam tangannya, lalu ibu itu memelukku sambil menangis, yang kutahu kemudian ibu itu ternyata adalah istrinya.

Mereka tak mengatakan apapun, begitu juga kedua orangtuaku. Entah kenapa, aku pun tak mengeluarkan satupun pertanyaan.

Beberapa waktu kemudian, bapak-bapak itu meninggal dunia...

Aku diajaknya ke rumah ibu dan bapak itu lalu diminta untuk mensholatinya tanpa tahu siapa dan kenapa aku harus mensholatinya. Biasanya, orang tuaku tak pernah memintaku melakukan itu. 

Orang-orang disana menangis dan memelukku, akupun ikut menangis dan bersedih tanpa tahu mengapa. Tapi hatiku sangat sakit.

Beberapa tahun kemudian saat aku sudah duduk di bangku kuliah, kedua orangtua ku baru memberi tahuku tentang siapa bapak dan ibu itu.

Mereka adalah ayah dan ibu kandungku...

Selama ini aku tinggal dengan orang tua angkat sejak aku berusia 5 bulan.

Dan saat itu, aku belum sempat mengatakan apapun. Ayahku meninggal dalam keadaan aku tidak menganggapnya ayah. Aku terlambat.

Seandainya aku tahu, saat itu aku ingin mengatakan bahwa aku menyayangi ayah.

Sekarang umurku sudah 29 tahun dan masih ku ingat bagaimana genggaman tangannya untuk pertama dan terakhir kalinya.

Tapi aku tidak menyalahkan siapapun, aku mengerti kalau pada saat itu aku belum cukup umur untuk tahu semuanya..

Sekarang aku bisa mengirim doa untuk ayah meskipun terlambat..


 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review