Senin, 09 November 2020

SUATU MALAM DI HARI KAMIS, 5 NOVEMBER 2020

Diposting oleh Catatan Angin di 09.59 0 komentar
Suatu hari di Kamis malam,  tepat pukul 23.00. Seorang lelaki dengan amarahnya hendak masuk ke kamarku setelah sebelumnya ia melempar semua barang yang ada di sekitarnya, ia melempar vas besar hingga terdengar suara keras. 

Saat itu semua orang barangkali telah terlelap atau sibuk dengan malamnya sendiri.

Aku hanya berdua dengan anakku di kamar yang sunyi.

Pintu kamar telah ku kunci sebab aku takut lelaki itu menyakitiku lagi. Namun lelaki itu tetap berusaha untuk masuk. Ia mendobrak pintu dengan tangannya yang kuat dan besar. Kudengar suara denting gagang pintu terjatuh ke lantai. Daun pintu itu telah dirusaknya. Apa yang lelaki itu inginkan?

Ketika lelaki itu tak berhasil menerobos pintu,  ia menuju jendela kamar yang terbuat dari kayu. Kayu itu mudah sekali rapuh. Seketika semua terasa sunyi kembali. Hanya ada suara gertakan kayu dan bayangan lelaki itu yang tengah berusaha untuk merusak jendela.

Tuhan,  aku takut sekali!

Aku mencoba menelpon orangtuaku yang berada di kamar yang lain. Namun tak ada jawaban. Aku teringat saudaraku di sebelah rumah, barangkali ia belum tidur. Dengan tangan yang gemetar,  aku mencari namanya di kontak.

"Halo." Jawaban di telepon itu membuatku merasa sedikit lega, namun ketika aku ingin mengatakan sesuatu,  bibirku seperti terkunci. Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku tak bisa mengatakan apapun meski hanya satu kata, karena lelaki itu masih berusaha membuka jendela. Bayangannya membuatku takut. Aku takut sekali! Aku takut sekali! Aku takut sekali!

Telepon masih ku genggam dengan tangan gemetar, dengan suara tertahan. Kudengar suara di telepon itu masih bertanya-tanya,  "Ada apa.. Ada apa?"

Dadaku terasa sesak, sesak, dan sakit. Di tengah ketakutan dan semua tekanan itu, seketika segalanya terasa gelap.......

Dan malam itu, aku berteriak. 

Teriakan yang memekakan telinga. Aku tak bisa menahannya. Seperti bukan diriku. Seperti sesuatu keluar begitu saja dari dalam dada. 

Seketika anakku yang tengah tertidur memelukku. Tapi aku masih menangis dan berteriak tak tertahan. 

Sesaat kemudian kudengar suara dibalik pintu tengah ramai, yang kutahu setelahnya tetangga sudah berkumpul. Mereka menyuruhku membuka kunci. 

Lelaki itu tak berhasil membuka pintu dan jendela, setelah mendengar teriakanku, ia entah kemana.

Namun aku masih berteriak, pikiranku entah dimana, aku dipenuhi ketakutan, aku memanggil nama Ayah dan Ibu. 

"Ayaaah... Ibuuu...  Aku takut...  Aku takut lelaki itu...!! Aku takut lelaki itu.......!! " Dan aku masih berteriak keras sekali sambil memeluk anakku yang sedang ketakutan. Hanya itu yang kuingat. 

Sementara suara diluar pintu menyuruhku untuk tenang, Katanya, "Ayah ibu diluar.  Buka kuncinya pelan-pelan."

Lalu aku berusaha membuka pintu itu, dan semua orang meraihku dan mengambil anakku dari pangkuanku. 

Aku terduduk di lantai, aku menangis dan berteriak di pelukan saudaraku. Sementara saudaraku yang lain berusaha membuka kepalan tanganku yang kuat. 

Aku tak bisa berbicara apa-apa,  aku hanya terus berteriak dan menangis terisak hingga segelas air putih menenangkanku.

Semua berlalu ketika semua orang membawaku ke kamar yang lain. Aku sudah kembali tenang,  begitupun anakku yang tertidur di pelukanku. 

Lelaki yang ku takuti itu entah pergi kemana. Aku tak ingin tahu dan tak ingin mencari tahu. Meski aku takut ia menemui ku lagi suatu saat nanti. 

Mungkin kau bertanya-tanya,  siapa lelaki itu? Barangkali ia hanya bayangan,  barangkali ia nyata?

Apapun itu, ku harap aku tak pernah melihatnya lagi meski hanya sekelebat bayangan,  ku harap ia tak menjadi mimpi buruk di setiap tidurku. Ku harap,  malam itu adalah kali terakhir aku melihatnya.

Ditulis pada hari Selasa, 10/11/20
 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review