Kamis, 12 Desember 2019

Tanda Baca Kita

Diposting oleh Catatan Angin di 09.54 0 komentar

Diantara semua tanda baca, aku tidak ingin titik untuk mengakhiri cerita kita. Sebab, aku tidak suka memikirkan akhir.

Aku takut akhir yang menyedihkan.
Tapi akhir yang bahagia? Apakah mungkin?

Aku ingin tanda tanya saja, agar pertanyaan-pertanyaan tentang kita tak pernah usai, dan kita tak berhenti saling mencari, saling merindukan. Bukankah rindu juga tak pernah usai?

Sedih dan bahagia hanya pilihan. Kau bebas memilih apa. Tapi bisakah aku memilih untuk mencintaimu selamanya?

Desember, 2019

Sabtu, 09 November 2019

Cemburu

Diposting oleh Catatan Angin di 09.54 0 komentar

Seperti yang pernah kutulis sebelumnya,
"Aku bisa menahan rindu, tapi tak bisa menahan cemburu".

Selalu kutulis begitu, sebab rindu masih sanggup kusimpan seberapa lamapun itu. Namun cemburu tidak bisa kutahan meski dalam satu detik saja.

Aku cemburu pada hal yang tidak seharusnya. Tapi sewajarnya aku cemburu, sebab kamu sudah terlanjur hadir, di tengah hari-hariku yang hampa dan kamu datang memberi warna.

Benar katamu, cinta memang sulit dimengerti. Tapi serumit apapun, bagiku cinta masih mampu diungkapkan. Setidaknya, cinta memberi setitik senyum, meski tak saling memiliki.

Sedangkan perasaan cemburu.. Ia ada, tapi tak bisa diungkapkan, tak bisa dikendalikan, yang ada hanya perasaan sesak. Sebab aku merasa tidak berhak.

Sebenarnya malam ini aku tidak bisa tidur.

Aku rindu. Rindu seperti kemarin itu---

Tapi cemburu mengendalikan hatiku lebih dari apapun.

Aku berpikir untuk menghindarimu hari ini.

Aku takut mengganggu kebahagiaanmu.
Aku takut membebanimu.

911

Selasa, 15 Oktober 2019

?

Diposting oleh Catatan Angin di 03.01 0 komentar

Rasa itu datang lagi..
Sedih tanpa sebab.
Tiba-tiba ada perasaan sakit hati dan ingin menangis.
Dari mana asalnya?
Padahal hari ini semuanya baik-baik saja.










Senin, 23 September 2019

Melawan Waktu

Diposting oleh Catatan Angin di 14.34 0 komentar


Setiap orang pernah kecewa dan menyesali yang pernah terjadi dalam hidupnya.

Mereka ingin kembali, namun siapa yang dapat mengembalikan waktu?

Beberapa diantara mereka memilih untuk diam, sebab mereka tidak ingin ada perpecahan.

Sebab, hidup harus terus berjalan seperti biasanya. Meskipun harus menahan perasaan sedih dan tidak bahagia.

Lalu, biarkan waktu yang memutuskan akan bagaimana akhirnya.

Beruntunglah mereka yang mampu melawan ketidakbahagiaannya sendiri.

Aku iri.

RF 24/09/2019

Rabu, 24 Juli 2019

Rasa Sakit

Diposting oleh Catatan Angin di 13.06 0 komentar

Belum tidur. Karena rasa sakit ini lebih dalam dari keinginanku untuk tidur.

Setelah sekian lama aku lupa bagaimana rasanya sakit hati, tadi pagi aku merasakan lagi.

Ternyata begini rasanya, tangan dingin dan gemetar padahal lagi di jalan, beruntung masih bisa mengendalikan motor. Aku menepi di depan toko yang masih tutup, dan menangis.
Aku menutupi wajah dengan helm agar orang-orang tidak melihat.
Hati aku sakit, bahkan sampai malam ini.
Tapi malam ini aku tidak bisa menangis. Hanya terasa sesak di dada.

Aku ingin seseorang tahu, bahwa aku tidak perlu satu katapun jika itu hanya membuat luka. Cukup diam seperti biasanya. Dan jangan peduli.

Selasa, 02 Juli 2019

Album

Diposting oleh Catatan Angin di 10.51 0 komentar

Dulu waktu dikasih tau kalo album nikah kita udah jadi, aku seneng banget karena akhirnya kita bisa melihat momen bahagia itu. Sayangnya dulu kita lagi gak ada uang untuk menebus albumnya.

Satu bulan, dua bulan, tiga bulan,... akhirnya album itu gak ketebus dan katanya albumnya jadi hangus dan akan disimpan di gudang atau dijadikan sample. Aku kecewa, tapi yaudah mungkin nanti kita bisa bikin album lagi.

Lalu 2018 kita ada uang, dan kita kasih uang itu ke photographernya, berharap album yang dulu bisa kembali lagi atau dibuatkan yang baru lagi.

Satu bulan, dua bulan, tiga bulan,... album itu belum datang juga.

Hingga sekarang, setelah kita berbeda, setelah kita tidak seperti dulu lagi, setelah semua pernikahan ini terasa hampa, setelah kita seperti orang asing, album itu tidak kunjung datang.

Tapi kali ini aku tidak akan menunggu lagi, bahkan aku sudah tidak peduli apakah album itu akan datang atau tidak. Karena semuanya sudah berbeda, kita tidak sebahagia seperti dalam album itu.

Senin, 06 Mei 2019

K

Diposting oleh Catatan Angin di 05.32 0 komentar

Pengen ngeluh..... Meski sepertinya, mau ngomong apa juga mereka ga akan ngerti.

Dulu, aku hanya kanak yang suka bermain. Ketika banyak orang tua yang mengurusku dan menganggapku anak, aku merasa bahagia.

Waktu masih kecil, aku sering dengar kabar (dari orang lain) tentang orang tua kandung dan orangtua angkat. Aku merasa belum mengerti dan tidak tahu kenapa mereka mengatakan itu.

Di umur SMA, diumur yg menurutku belum bisa berpikir dewasa, aku diberi tahu bahwa aku bukan anak kandung. Saat itu aku tahu siapa aku. Tapi itu tidak begitu saja membuatku sadar, tidak begitu saja membuatku mengerti harus bagaimana dan kemana.

Aku cuma menangis. Aku merasa bingung, aku merasa kalau aku bukan siapa2 di dua keluarga itu.

Keluarga yang mengurus dan menyayangiku sejak kecil adalah bukan siapa2, tidak ada hubungan darah denganku.
Dan keluarga kandung, adik kakak, ibu yang melahirkanku seperti asing, karena hanya bertemu ketika sudah besar.

Sebenarnya aku ingin dekat namun seperti ada batas.

Terlebih waktu bapak meninggal, kenapa mereka menyalahkan aku yang katanya "tos maot kakara datang" (sudah meninggal baru datang) padahal usiaku waktu itu masih SMP.

Kenapa harus ada kalimat seperti itu? Padahal saat itu aku gatau bahwa beliau adalah bapak kandungku.

Malah kesedihanku masih terasa sampai sekarang, karena aku tidak pernah sempat mengungkapkan bahwa aku menyayanginya sebagai ayah kandung. Jika sempat dan pada saat itu aku diberi tahu, aku akan mengatakan "Aku tahu ayah adalah ayah kandungku, aku menyayangi ayah".

Pernah suatu hari, aku merasa ditekan oleh satu kewajiban yang tidak kumengerti. Aku merasa dituntut.
Bukan aku tidak ingin melakukannya. Aku hanya merasa malu untuk berada diantara mereka. Kadang-kadang aku merasa tidak dianggap. Bahkan aku pernah mendengar bahwa aku akan dihapus dari anggota keluarga itu entah karena apa alasan apa.

Apa salahku?

Bukan mauku ada di posisi seperti ini.

Sebab bagaimanapun, aku harus menyayangi kedua keluargaku.

Ketika seseorang berniat menghapusku dari daftar keluarga, apa aku masih pantas berada disana?

Siapa aku? Kenapa harus aku? Hingga aku harus diposisi seperti ini.

Merasa tidak dianggap, merasa disalahkan.

Tidak ada orang tua kandung yang ingin menghapus anaknya dari daftar keluarga.  Terlebih aku yang tidak tahu kenapa sejak bayi aku ada di keluarga ini?

Meski orangtua angkatku tidak ada ikatan darah denganku, mereka tidak pernah menyindir, tidak pernah menyalahkan, meski aku salah. Tidak pernah menuntut.

Tapi disana, kenapa aku selalu merasa disalahkan? Bukankah aku juga anaknya?

Aku muak.

Rasanya aku ingin pergi. Aku tidak ingin ada disini. Aku ingin menjauh dari semua ini.

6 Mei 2016

Rabu, 13 Maret 2019

YANG KUTAHU CUMA RINDU

Diposting oleh Catatan Angin di 21.00 0 komentar

Aku selalu melihat kamu dari balik layar itu
Memposting gambar dan kesibukan kesibukan lain.

Tapi aku tak pernah menemukan kabar tentangmu, apa kamu baik-baik saja?
Barangkali kamu terluka setelah aku pergi.
Atau kamu baik-baik saja? Sebab cinta kita begitu cepat selesai.

Aku selalu melihat kamu dari balik layar itu,
Membaca cerita yang kau tulis dan berharap menjadi bagian dari cerita itu.
Tapi aku lebih sering menemukan cerita tentang hal lain yang tidak aku mengerti.

Aku selalu melihat kamu dari balik layar itu,
Sebab hanya itu yang mampu mengobati rindu.

Aku tak pernah punya alasan kenapa aku harus bertanya kabar. Apalagi untuk menemuimu. Meski terkadang, aku selalu mencari alasan untuk bertemu dengamu.

Pertemuan itu selalu singkat, sebab tidak ada hal yang mesti kita bicarakan. Kita selalu saja terdiam. Sebenarnya aku ingin lebih, sebab ada banyak hal yang ingin kutanyakan. Tentang nomorku yang tersimpan di ponselmu, tentang cerita bergambarmu, tentang kenangan, atau rindu yang barangkali kau rasakan diam-diam.

Namun, pertemuan tidak menyembuhkan rindu sepenuhnya. Pertemuan hanyalah jalan menuju rindu yang lain, yang barangkali lebih besar.

Namun aku cukup tahu diri.

Dan rindu ini, biar menjadi milikku saja.

 

CATATAN ANGIN Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review