ah, kenangan itu.
seperti baru saja berkelebat dalam benak
menggertak seluruh kesepianku malam ini hingga koyak
menjadi rindu yang entah, mungkin takkan pernah sampai di nisanmu
sungguh, sunyi ini hanya milikku. dan kau?
Oktober 2013
aku tahu kenangan itu mampu berjalan sendiri,
meski harus pincang dalam genangan lukanya
bukankah kau tak pernah menyimpan setitik kenanganpun, hy?
selain aku yang mengenang semuanya seorang diri
Oktober 2013
senjaku tiba-tiba sendu, sayang
seperti menata sendiri setumpuk kenangan yang tertinggal di rimbun mawar
dan kau, masihkah kau menjadi pemeluk angin?
yang selalu gemetar karena tak mau mendengar dercit pohon bambu
rindu, barangkali itu yang kini membegal di ulu hati
di ulu hati
Oktober 2013
terjaga di sepertiga malam. mungkinkah ada rindu yang membegal,
yang memantulkan bayangan wajahmu saat kenangan menjadi teman
pada malam-malam yang sunyi di remang cahaya lampu kota?
tapi bukankah kita tak pernah punya kenangan, katamu
selain luka yang selalu menjadi mimpi buruk dalam setiap tidur kita
Oktober 2013
wajahmu, terbit di pagi yang rindu
membias pada cahaya keemasan di suatu senja yang pilu
sampai pergi dibalik mega,
hilang karena bersembunyi dari luka dan kenangan masa lalu, kamu
Oktober 2013
hai penyair!
di matamu yang setenang danau
aku seperti melihat teratai yang melambai ke arahku
tapi aku tak cukup berani untuk memasukinya
karena matamu terlalu dalam
dan aku takut tenggelam..
hai penyair!
di matamu yang setenang danau
aku pernah melihat gelombang kecil
yang disebabkan kecipak ikan-ikan yang mengintip ke udara
tapi aku tak cukup berani untuk membendungnya
karena matamu terlalu luas
dan aku takut kehabisan napas.
Oktober, 2013