Yang Ingin Menjadi Abadi
tak ada yang mampu memahami kita,
kecuali waktu.
Pada setiap detiknya
menggugurkan daun-daun masa lalu,
meranggaskan luka demi luka,
yang kita pendam,
yang mungkin masih kita simpan, diam-diam.
dan kenangan itu, menjadi satu-satunya bahasa
yang tidak kita pahami,
--lalu akhirnya,
kenangan pulalah yang membuat kita
selalu ingin kembali
pada cinta yang sama,
pada tawa yang sama.
Bukan pada luka yang sama..
26042015
Arsip Blog
Pengikut
Entri Populer
-
KEBUN MAWAR DAN KEINDAHANNYA Samarang, Garut. Jawa Barat Oleh : Royhanatul Fauziah Hai.. Apa kabar..?? udah lama nih ga nge’blo...
-
sepi bagaikan api dan kau adalah bara yang menambah gersang kesepianku yang malang Agustus 2013
-
angin yang berhembus menambah semarak lambai mawar-mawar di taman dan biarlah duri itu tetap pada tangkainya, sayang karena aku kelopak m...
-
PERPISAHAN Oleh : Royhanatul Fauziah Setiap kali aku melewati dermaga itu, aku selalu teringat pada wajahmu yang selalu berpeluh,...
-
KARMA Oleh : Royhanatul Fauziah Jujur saja, malam ini aku seperti ditikam kenangan. Entah kenapa tiba-tiba saja aku teringat waja...
-
PERCAKAPAN MALAM Kita saling menunggu, diantara dinginnya malam Di jarak yang hanya dipisahkan deretan rumah dan gedung-gedung kota ...
-
JEJAK LUKA Oleh : Royhanatul Fauziah Di suatu sore yang kemuning, cahaya matahari senja merambat masuk lewat kaca jendela yang se...
Writer
Label
Jumlah Penayangan Blog CATATAN ANGIN
Jumat, 26 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Merinding gan bacanyaa :) http://punyabani.blogspot.com
Posting Komentar